Cinta Seorang Ibu

[postlink]http://abnersiagian.blogspot.com/2009/01/cinta-seorang-ibu.html[/postlink]Alkisah di suatu desa ada seorang ibu yang sudah tua hidup berdua dgn anak
satu-satunya.Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang Ibu sering sekali
merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Adapun anaknya mempunyai tabiat yg sangat
buruk, yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam, & banyak lagi yang membuat si ibu
sering menangis meratapi nasibnya yg malang. Namun begitupun ibu tua itu selalu
berdoa kepada Tuhan, "Tuhan tolong Kau sadarkan anakku yang kusayangi, supaya ia
tidak berbuat dosa lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan aku ingin menyaksikan dia
bertobat, sebelum Aku mati". Namun semakin lama si Anak semakin larut dgn perbuatan
jahatnya. Sudah sangat sering ia keluar masuk bui karena kejahatan yang
dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di sebuah rumah penduduk desa. Namun
malang nasibnya akhirnya ia tertangkap oleh penduduk yg kebetulan lewat. Kemudian
dia dibawa ke hadapan Raja utk diadili sesuai dgn kebiasaan di Kerajaan tersebut.
Setelah ditimbang berdasarkan sudah seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun lagi si
Anak tersebut dijatuhi hukuman Pancung. Pengumuman hukuman itu disebarkan ke seluruh
desa. Hukuman pancung akan dilakukan keesokan harinya didepan rakyat desa dan
kerajaan tepat pada saat lonceng Gereja berdentang menandakan pukul enam pagi.
Berita hukuman itu sampai juga ke telinga si Ibu. Dia menangis, meratapi Anak yang
sangat dikasihinya. Sembari berlutut dia berdoa kepada Tuhan. "Tuhan, Ampunilah Anak
Hamba.Biarlah HambaMu yg sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya.
Dengan tertatih-tatih dia mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan,
tapi keputusan sudah bulat, si Anak tetap harus menjalani hukuman. Dengan hati
hancur si Ibu kembali ke rumah . Tidak berhenti dia berdoa supaya anaknya
diampuni.Karena kelelahan dia tertidur dan bermimpi bertemu dengan Tuhan. Keesokan
harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong-bondong untuk
menyaksikan hukuman pancung tsb. Sang Algojo sudah siap dgn Pancungnya, & si Anak
tadi sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di matanya wajah
ibunya yg sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya. Detik-detik
yg dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yg ditentukan lonceng Gereja belum juga
berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya
didatangi petugas yang membunyikan lonceng di Gereja. Dia Juga mengaku heran, karena
sudah sedari tadi dia menarik lonceng tapi, suara dentangnya tidak ada. Ketika
mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yg di pegangnya mengalir darah.
darah tersebut datangnya dari atas, berasal dari tempat di mana Lonceng diikat.
Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke
atas menyelidiki sumber darah itu. Tahukah Anda apa yg terjadi? Ternyata di dlm
lonceng besar itu ditemui tubuh si Ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah.
Dia memeluk Bandul di dalam lonceng yg mengakibatkan lonceng tidak berbunyi, sbg
gantinya kepalanya yg terbentur ke dinding lonceng. Seluruh orang yg menyaksikan
kejadian itu tertunduk & meneteskan air mata. Sementara si Anak meraung-raung
memeluk tubuh ibunya yg sudah diturunkan.Dia menyesali dirinya yg selalu menyusahkan
ibunya.Ternyata malam sebelumnya si ibu dgn susah payah memanjat ke Atas & mengikat
dirinya di lonceng tersebut serta memeluk besi di dlm lonceng,untuk menghindari
hukuman pancung anaknya. Demikianlah, sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya,
betapapun jahatnya si Anak. Marilah kita mengasihi orang tua kita masing-masing,
selagi kita masih mampu karena mereka adl sumber kasih Tuhan bagi kita di Dunia
ini. Amin.

0 comments: